Abstraksi Edy Siswanto. 2020. Sanggar, Pembelajaran, Seni
Dunia pembelajaran saat ini
masih belum terasa ada peningkatan yang significan. Dalam prosesnya banyak guru
yang masih menjadi raja diraja. Dalam arti mereka menjadi pusat perhatian bagi anak
didiknya. Guru belum memberi kesempatan anak didiknya untuk berkreasi dan
beraktivitas sehingga pembelajaran dirasakan monoton. Hal itu menjadikan anak-anak menjadi objek penderita.
Dengan adanya sanggar seni maka anak didik
sangat senang dan berkreasi sesuai dengan style atau gayanya masing-masing.
Mereka melihat, memilih dan akhirnya meniru serta memodifikasi sesuai dengan imajinasinya. Dengan “ATM”(amati tiru modifikasi)
sanggar seni maka hasil karya seni anak didik semakin bervariasi dan berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar