Terjemahkan Blog

26 Maret 2020

HUJAN BUKU JADI VIRUS BACA DN NULIS UNTUK MAGETAN TERDEPAN DALAM ARUS LITERSI


Abstrak

Edy Siswanto, 2020. HUJAN BUKU MENJADI VIRUS MEMBACA DAN MENULIS       UNTUK MEWUJUDKAN MAGETAN TERSEPAN DALAM ARUS LITERASI
  

Masyarakat kita masih rendah minat baca apalagi menulis. Demikian juga masyarakat Magetan. Kondisi demikian sangat memprihatinkan para pegiat literasi. Sedangkan di dunia pendidikan juga mengalami hal yang sama, yaitu guru dan anak didik juga malas membaca. Hanya sebagian kecil yang senang membaca. Sedangkan untuk menulis hampir 95% tidak suka. Bahkan untuk kenaikan pangkatpun rela untuk menjaitkan ke orang lain. Dengan kondisi demikian penulis ingin menggerakkan anak diidik juga masyarakat untuk gemar membaca dan menulis.


Untuk mengatasi kondisi denikian penulis membuat program dengan tujuan untuk memperbanyak buku di Kabupaten Magetan. Bertepatan peringatan hari pendidikan 2 Mei 2018, penulis membuat proposal Hujan Buku untuk mendulang buku dari putra Magetan.  Akhirnya ide positif ini mendapat sambutan dari teman-teman pegiat literasi dan juga percetakan yang bersedia mencetak 1000 buku dengan gratis.  Dengan semangat yang membara maka diadakannya diklat penulisan buku. Akhirnya dari diklat itu menghasilkan beragam buku dan sampai sekarang 450 buku putra Magetan.
.
  
BAB      I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Tingkat literasi masyarakat Indonesia bisa dikatakan masih sangat rendah, apalagi dengan kebiasaan membaca buku yang sekarang semakin tergerus karena tergantikan dengan gadgets (handphone, tablet, komputer, dan lain-lain). Walau e-book juga sudah tersedia, tetapi penggunaan gadget sebagian besar untuk media social dan game atau permainan. Demikan juga di Kabupaten Magetan. Penulis sangat prihatin bagaimana sulitnya anak didik khususnya juga masyarakat Magetan umumnya untuk diajak berliterasi.
Fenomena ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi literasi di Indonesia. Kebiasaan membaca dan menulis buku harus dipupuk lagi agar masyarakat Indonesia berliterasi tinggi. Masyarakat  Magetan khususnya diharapkan mempunyai kemampuan berliterasi tinggi. Alangkah indahnya jika masyarakat kita dimanapun berada selalu mambawa buku. Perpustakaan penuh pengunjung. Disetiap kantor dan rumah ada sudut atau pojok baca. Di tempat-tempat umum juga disugui warga yang selalu membaca. Untuk khususnya kantor pelayanan umum harus menyediakan tempat antrian yang nyaman untuk membaca. Bahkan kado, soupenir, dan hadiah untuk setiap kunjungan ke Magetan mendapatkan Buku Wisata Literasi Magetan. Alangkah indah dan eloknya Magetan Terdepan dalam Arus Literasi
Dengan ini berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan Magetan Terdepan dalam Arus Literasi harus segera dilakukan. Diantaranya memasyarakatkan gemar dan membaca di dunia pendidikan khususnya dan masyarakat Magetan pada umumnya. Selain sumber daya manusia yang diberdayakan maka sarana dan presarana Magetan Terdepan dalam Arus Literasi harus juga dipersiapkan. Untuk sementara waktu penulis dan komunitas Hujan Buku mengoptimalkan perpustakaan daerah, sekolah, dan desa serta dimanapun perpustakan berada, untuk memprogramkan kunjungan wajib bagi sekolah mungkin juga menghimnau dari berbagai untur masyarakat.
Untuk lebih menjadikan Masyarakat Magetan menjadi virus membaca dan menulis perlunya setiap rumah dan kantor ada himbauan “Bacalah Sambil Menunggu Antrian” kalau di rumah ada himbauan “Bacalah Sambil Menunggu Tuan Rumah”, sehingga setiap titik tempat duduk harus menyediakan sudut baca  yang mudah untuk dimanfaatkan. Dengan seruan itu diharapkan semua masyarakat Magetan menjadi virus membaca dan akhirnya gila untuk menulis.

Berdasakan latar belakang di atas untuk membumidayakan virus membaca dan menulis, maka penulis membuat program Hujan Buku.  Perjalanan hujan buku yang semakin kencang dan hasilnya juga luar biasa, maka muncul juga ide gila untuk  mewujudkan “Magetan Terdepan dalan Arus Literasi”.

B.   Rumusan Masalah
          Dengan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan bahwa
1.    Bagaimana Komunitas Hujan Buku menjadi Virus membaca di Kabupaten Magetan.
2.    Bagaimana Komunitas Hujan Buku menjdi Virus menulis di Kabupaten Magetan.
3.    Apa kendala hujan buku dalam mewujudkan Magetan Terdepan dalam Arus  Literasi
4.    Bagaimana hasil Hujan Buku dalam mewujudkan Magetan Terdepan dalam Arus  Literasi

C.    Tujuan
1.    Komunitas Hujan Buku menjadi Virus membaca di Kabupaten Magetan.
2.    Komunitas Hujan Buku menjadi Virus menulis di Kabupaten Magetan.
3.    Hujan Buku dapat menyelesaikan kendala dalam mewujudkan Magetan Terdepan dalam Arus  Literasi
4.    Hujan Buku dapat mewujudkan Magetan Terdepan dalam Arus  Literasi
         
D.   Manfaat
1.    Anak didik
a.  Meningkatkan motivasi anak untuk selalu membawa buku dimanapun berada
b.  Meningkatkan motivasi anak untuk membaca dan menulis
c.   Menjadikan membaca dan menulis sebagai hobi
d.  Memotivasi anak didik untuk membuat buku
e.  Meningkatkan anak didik untuk rajin mengunjungi perpustakaan
f.    Meningkatkan anak didik untuk meminjam buku di perpustakaan
2.    Pendidik
a.  Meningkatkan motivasi pendidik untuk selalu membawa buku dimanapun berada
b.  Meningkatkan motivasi pendidik untuk membaca dan menulis
c.   Menjadikan membaca dan menulis sebagai hobi
d.  Memotivasi pendidik untuk membuat buku
e.  Meningkatkan pendidik untuk rajin mengunjungi perpustakaan
f.    Meningkatkan pendidik untuk meminjam buku di perpustakaan
3.    Masyarakat
a.    Meningkatkan masyarakat untuk gemar membaca
b.    Meningkatkan masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan
c.     
4.    Pemerintah
g.  Mengetahui secara langsung proses belajar mengajar guru di kelas.
Meningkatkan kepercayaan mesyarakat kepada SMPN 1 Karangrejo.


BAB     II
KAJIAN PUSTAKA
A.     Hujan Buku
1.  Sejarah Hujan Buku
Sejak menjadi guru penulis selalu menggerakkan anak didik untuk gemar membaca. Dengan harapan mereka memiliki ilmu yang luas dan jangan sampai kita menjadi pembantu di rumah sendiri. Akhirnya pada saat memperingati hari pendidikan 2 Mei 2018, penulis terbesit ide untuk mendulang buku dengan masal. Akhirnya penulis buat program “Magetan Hujan Buku”. Untuk menindak lanjuti program itu berbagai cara telah dilakukan termasuk mendatangkan tenaga ahli untuk mendorong magetan menhasilkan banyak buku dari guru dan anak didiknya. Inilah sejarah singkat hujan buku. 
2.  Visi dan Misi Hujan Buku
Visi hujan buku adalah Terwujudnya Magetan Terdepan Dalam Arus Wisata Literasi.
Sedangkan misinya adalah:
a.    Magetan menjadi hujan buku
b.    Masyarakat magetan gemar membaca
c.    Setiap tempat umum ada pojok baca
d.    Setiap sekolah menjadi tempat tumbuhnya virus membaca dan menulis
e.    Magetan terdepan dalam arus wisata literasi

3.  Komunitas Hujan Buku
Hujan buku mempunyai komunitas yang sama visi, misi dan sama tujuan. Mereka bergabung dengan kerja yang ikhlas, keras dan tuntas. Sering kita dengan beliau Bupati Magetan Bapak Supramoto bahwa menulis itu gila. Jangan berharap banyak bahwa buku itu akan menghasilkan uang. Mereka bergabung dari para pegiat literasi yang betul sudah teruji pengabdiannya. Mereka rela mengeluarkan uang dari sakunya untuk mencetak buku dan membagikannya ke teman-temannya.
Siapapun boleh menjadi komunitas hujan buku
4.  Program Kerja Hujan Buku
Program utama hujan buku adalah menghasilka buku sebanyak-banyaknya dari Putra Magetan. Bahkan stiap hari harus mmotivasi dan menulis baik diri sendiri naupun untuk orang lain.

5.  Impian Hujan Buku.
Menjadikan Magetan Kabupaten Terdepan dalam Wisata Literasi.

B.    Virus Membaca
1.  Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang sangat mendasar, namun masyarakat kita sangat rendan minat bacanya. Orang Indonesia menempat urutan terakhir dalam minat baca. Menurut UNESCO minat baca orang Indonesia hanya 1 dibandingkan 1.000 orang. 
Dalam Alquran, surat yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Iqro yang artinya membaca. Saking pentingnya perintah membaca ini, Malaikat Jibril mmenyuruh untuk Iqra, yang artinya “Bacalah” sampai tiga kali kepada Rasulullah sebagai penegasan. Padahal kondisi masyarakat saat itu sangat jauh dari budaya membaca dan menulis. Mayoritas penduduk Negara kita adalah memeluk Agama Islam, namun belum taat melaksanakannya. Semestinya orang Indonesia senang membaca.
Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). 
https://www.pikiran-rakyat.com.
2.  Virus Membaca
Usaha untuk menjadikan Kabupaten Magetan terdepan dalam Arus Literasi merupakan tugas utama para pendidik yang ditanamkan kepada anak didiknya. Kegiatan membaca sebanding lurus dengan kemampuan menulis. Jadi kalau ingi jadi penulis maka jadilah virus membaca.
C.    Virus Menulis
1.  Menulis
Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan keahliah khusus. Tidak semua orang dapat menulis dengan baik. Di Negara ini  Hanya sedikit yang mampu menulis. Mengapa? Karena minat baca orang Indonesia juga lemah. Menulis sangat tergantung pada kegemaran dalam membaca. Semakin banyak membaca semakin banyak pula refernsi untuk menulis. Lancar tidaknya menulis tergantung banyaknya buku yang mereka baca. Walaupun di dalam Al’Quran juga telah diperintahkan untuk menulis maka masyarakat muslim masih belum melakukannya. Di dalam Agama Islam perintah menulis tertulis di QS Al-Qamar ayat 53 artinya: Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis. Maka sudah seharusnya menulis adalah sebuah hoby untuk mengabadikan diri.

2.  Virus Menulis
Virus menulis adalah usaha atau gerakan untuk menularkan menulis. Dunia pendidikan adalah virus yang paling getol dalam menularkan menulis. Para guru dan kepala sekolah merupakan tulang punggung untuk menjadikan “Magetan Terdepan dalan Arus Literasi”. Banyak cara untuk menularkan virus menulis seperti pada proses pembelajaran di kelas, juga mengadakan diklat, bedah buku, sarasehan, dan writing camp.
Apapun bentuknya baik itu fiksi atau non fiksi, bahwa buku itu pasti ada pengetahuan yang tersirat di dalamnya. Orang membaca adalah proses melihat ilmu yang ada dan akan menjadi pengalaman pribadi, maka kalau orang menulis adalah mengabadikan pengalaman yang mereka punya dan disebarkan kepada orang lain.

Maka kalau anda bukan anak raja dan bukan keturunan ulama maka menulislah. Menulis itu mudah. Langkah pertama adalah menulis, kedua menulis dan ke tiga juga menulis.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

== SELAMAT DATANG di Web Blog SMPN 1 KARANGREJO MAGETAN ** INFO: ## WA Center: 085 755 000 193 ## e-mail: tugasexpentura20@gmail.com ** SEMOGA SEHAT SELALU ## TETAP DIRUMAH SAJA ==