Abstrak
Edy Siswanto, 2020. HUJAN BUKU MENJADI VIRUS MEMBACA DAN
MENULIS UNTUK MEWUJUDKAN MAGETAN TERSEPAN
DALAM ARUS LITERASI
Masyarakat kita
masih rendah minat baca apalagi menulis. Demikian juga masyarakat Magetan.
Kondisi demikian sangat memprihatinkan para pegiat literasi. Sedangkan di dunia
pendidikan juga mengalami hal yang sama, yaitu guru dan anak didik juga malas
membaca. Hanya sebagian kecil yang senang membaca. Sedangkan untuk menulis
hampir 95% tidak suka. Bahkan untuk kenaikan pangkatpun rela untuk menjaitkan
ke orang lain. Dengan kondisi demikian penulis ingin menggerakkan anak diidik
juga masyarakat untuk gemar membaca dan menulis.
Untuk
mengatasi kondisi denikian penulis membuat program dengan tujuan untuk
memperbanyak buku di Kabupaten Magetan. Bertepatan peringatan hari pendidikan 2
Mei 2018, penulis membuat proposal Hujan Buku untuk mendulang buku dari putra
Magetan. Akhirnya ide positif ini
mendapat sambutan dari teman-teman pegiat literasi dan juga percetakan yang
bersedia mencetak 1000 buku dengan gratis.
Dengan semangat yang membara maka diadakannya diklat penulisan buku. Akhirnya
dari diklat itu menghasilkan beragam buku dan sampai sekarang 450 buku putra
Magetan.
.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tingkat literasi masyarakat Indonesia bisa dikatakan masih
sangat rendah, apalagi dengan kebiasaan membaca buku yang sekarang semakin
tergerus karena tergantikan dengan gadgets
(handphone, tablet, komputer, dan
lain-lain). Walau e-book juga sudah
tersedia, tetapi penggunaan gadget
sebagian besar untuk media social dan game
atau permainan. Demikan juga di Kabupaten Magetan. Penulis sangat prihatin
bagaimana sulitnya anak didik khususnya juga masyarakat Magetan umumnya untuk
diajak berliterasi.
Fenomena ini
tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi literasi di Indonesia. Kebiasaan
membaca dan menulis buku harus dipupuk lagi agar masyarakat Indonesia
berliterasi tinggi. Masyarakat Magetan
khususnya diharapkan mempunyai kemampuan berliterasi tinggi. Alangkah indahnya
jika masyarakat kita dimanapun berada selalu mambawa buku. Perpustakaan penuh
pengunjung. Disetiap kantor dan rumah ada sudut atau pojok baca. Di tempat-tempat umum juga disugui warga yang selalu
membaca. Untuk khususnya kantor pelayanan umum harus menyediakan tempat antrian
yang nyaman untuk membaca. Bahkan kado, soupenir, dan hadiah untuk setiap
kunjungan ke Magetan mendapatkan Buku Wisata Literasi Magetan. Alangkah indah
dan eloknya Magetan Terdepan dalam Arus
Literasi.
Dengan ini
berbagai cara dilakukan untuk mewujudkan Magetan
Terdepan dalam Arus Literasi harus segera dilakukan. Diantaranya memasyarakatkan gemar dan membaca di dunia pendidikan
khususnya dan masyarakat Magetan pada umumnya. Selain sumber daya manusia yang
diberdayakan maka sarana dan presarana Magetan
Terdepan dalam Arus Literasi harus juga dipersiapkan. Untuk sementara waktu
penulis dan komunitas Hujan Buku mengoptimalkan
perpustakaan daerah, sekolah, dan desa serta dimanapun perpustakan berada, untuk
memprogramkan kunjungan wajib bagi sekolah mungkin juga menghimnau dari berbagai
untur masyarakat.
Untuk lebih menjadikan Masyarakat Magetan menjadi virus
membaca dan menulis perlunya setiap rumah dan kantor ada himbauan “Bacalah
Sambil Menunggu Antrian” kalau di rumah ada himbauan “Bacalah
Sambil Menunggu Tuan Rumah”, sehingga setiap titik tempat duduk harus
menyediakan sudut baca yang mudah untuk
dimanfaatkan. Dengan seruan itu diharapkan semua masyarakat Magetan menjadi
virus membaca dan akhirnya gila untuk menulis.
Berdasakan
latar belakang di atas untuk membumidayakan virus membaca dan menulis, maka
penulis membuat program Hujan Buku. Perjalanan hujan buku yang semakin kencang dan
hasilnya juga luar biasa, maka muncul juga ide gila untuk mewujudkan “Magetan Terdepan dalan Arus Literasi”.
B.
Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan
bahwa
1. Bagaimana
Komunitas Hujan Buku menjadi Virus membaca di Kabupaten Magetan.
2. Bagaimana
Komunitas Hujan Buku menjdi Virus menulis di Kabupaten Magetan.
3. Apa kendala hujan buku dalam mewujudkan Magetan Terdepan
dalam Arus Literasi
4. Bagaimana hasil Hujan Buku dalam mewujudkan Magetan
Terdepan dalam Arus Literasi
C. Tujuan
1. Komunitas
Hujan Buku menjadi Virus membaca di Kabupaten Magetan.
2. Komunitas
Hujan Buku menjadi Virus menulis di Kabupaten Magetan.
3. Hujan Buku dapat menyelesaikan kendala dalam mewujudkan
Magetan Terdepan dalam Arus Literasi
4. Hujan Buku dapat mewujudkan Magetan
Terdepan dalam Arus Literasi
D. Manfaat
1. Anak didik
a. Meningkatkan motivasi anak untuk selalu membawa buku dimanapun berada
b. Meningkatkan motivasi anak untuk membaca dan menulis
c. Menjadikan membaca dan menulis sebagai hobi
d. Memotivasi anak didik untuk membuat buku
e. Meningkatkan anak didik untuk rajin mengunjungi perpustakaan
f. Meningkatkan anak didik untuk meminjam buku di perpustakaan
2. Pendidik
a. Meningkatkan motivasi pendidik untuk selalu membawa buku dimanapun
berada
b. Meningkatkan motivasi pendidik untuk membaca dan menulis
c. Menjadikan membaca dan menulis sebagai hobi
d. Memotivasi pendidik untuk membuat buku
e. Meningkatkan pendidik untuk rajin mengunjungi perpustakaan
f. Meningkatkan pendidik untuk meminjam buku di perpustakaan
3. Masyarakat
a.
Meningkatkan masyarakat untuk gemar membaca
b.
Meningkatkan masyarakat untuk mengunjungi
perpustakaan
c.
4. Pemerintah
g. Mengetahui secara langsung proses belajar mengajar guru di kelas.
Meningkatkan kepercayaan mesyarakat kepada SMPN 1 Karangrejo.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hujan Buku
1. Sejarah Hujan Buku
Sejak
menjadi guru penulis selalu menggerakkan anak didik untuk gemar membaca. Dengan
harapan mereka memiliki ilmu yang luas dan jangan sampai kita menjadi pembantu
di rumah sendiri. Akhirnya pada saat memperingati hari pendidikan 2 Mei 2018,
penulis terbesit ide untuk mendulang buku dengan masal. Akhirnya penulis buat
program “Magetan Hujan Buku”. Untuk menindak lanjuti
program itu berbagai cara telah dilakukan termasuk mendatangkan tenaga ahli
untuk mendorong magetan menhasilkan banyak buku dari guru dan anak didiknya.
Inilah sejarah singkat hujan buku.
2. Visi dan Misi Hujan Buku
Visi
hujan buku adalah Terwujudnya Magetan Terdepan Dalam Arus Wisata Literasi.
Sedangkan
misinya adalah:
a. Magetan menjadi hujan buku
b. Masyarakat magetan gemar membaca
c. Setiap tempat umum ada pojok baca
d. Setiap sekolah menjadi tempat
tumbuhnya virus membaca dan menulis
e. Magetan terdepan dalam arus wisata
literasi
3. Komunitas Hujan Buku
Hujan
buku mempunyai komunitas yang sama visi, misi dan sama tujuan. Mereka bergabung
dengan kerja yang ikhlas, keras dan tuntas. Sering kita dengan beliau Bupati
Magetan Bapak Supramoto bahwa menulis itu gila. Jangan berharap banyak bahwa
buku itu akan menghasilkan uang. Mereka bergabung dari para pegiat literasi
yang betul sudah teruji pengabdiannya. Mereka rela mengeluarkan uang dari
sakunya untuk mencetak buku dan membagikannya ke teman-temannya.
Siapapun
boleh menjadi komunitas hujan buku
4. Program Kerja Hujan Buku
Program utama hujan buku
adalah menghasilka buku sebanyak-banyaknya dari Putra Magetan. Bahkan
stiap hari harus mmotivasi dan menulis baik diri sendiri naupun untuk orang
lain.
5. Impian Hujan Buku.
Menjadikan Magetan Kabupaten Terdepan dalam
Wisata Literasi.
B. Virus Membaca
1. Membaca
Membaca
merupakan kegiatan yang sangat mendasar, namun masyarakat kita sangat rendan
minat bacanya. Orang Indonesia menempat urutan terakhir dalam minat baca. Menurut
UNESCO minat baca orang Indonesia hanya 1 dibandingkan 1.000 orang.
Dalam
Alquran, surat yang pertama kali diturunkan adalah perintah membaca. Iqro yang
artinya membaca. Saking pentingnya
perintah membaca ini, Malaikat Jibril mmenyuruh untuk Iqra, yang artinya “Bacalah”
sampai tiga kali kepada Rasulullah sebagai penegasan. Padahal kondisi
masyarakat saat itu sangat jauh dari budaya membaca dan menulis. Mayoritas penduduk Negara kita adalah memeluk Agama
Islam, namun belum taat melaksanakannya. Semestinya orang Indonesia senang
membaca.
Berdasarkan studi "Most Littered Nation In
the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada
2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal
minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas
Bostwana (61).
https://www.pikiran-rakyat.com.
2. Virus Membaca
Usaha
untuk menjadikan Kabupaten Magetan terdepan dalam Arus Literasi merupakan tugas
utama para pendidik yang ditanamkan kepada anak didiknya. Kegiatan membaca
sebanding lurus dengan kemampuan menulis. Jadi kalau ingi jadi penulis maka
jadilah virus membaca.
C. Virus Menulis
1. Menulis
Menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan keahliah khusus. Tidak semua orang dapat
menulis dengan baik. Di Negara ini Hanya
sedikit yang mampu menulis. Mengapa? Karena minat baca orang Indonesia juga
lemah. Menulis sangat tergantung pada kegemaran dalam membaca. Semakin banyak
membaca semakin banyak pula refernsi untuk menulis. Lancar tidaknya menulis
tergantung banyaknya buku yang mereka baca. Walaupun di dalam Al’Quran juga
telah diperintahkan untuk menulis maka masyarakat muslim masih belum melakukannya.
Di dalam Agama Islam perintah menulis tertulis di QS Al-Qamar ayat 53 artinya: Dan segala (urusan) yang kecil maupun yang
besar adalah tertulis. Maka sudah
seharusnya menulis adalah sebuah hoby untuk mengabadikan diri.
2. Virus Menulis
Virus
menulis adalah usaha atau gerakan untuk menularkan menulis. Dunia pendidikan
adalah virus yang paling getol dalam menularkan menulis. Para guru dan kepala
sekolah merupakan tulang punggung untuk menjadikan “Magetan Terdepan dalan Arus Literasi”. Banyak cara untuk menularkan virus menulis seperti pada proses
pembelajaran di kelas, juga mengadakan diklat, bedah buku, sarasehan, dan
writing camp.
Apapun
bentuknya baik itu fiksi atau non fiksi, bahwa buku itu pasti ada pengetahuan
yang tersirat di dalamnya. Orang membaca adalah proses melihat ilmu yang ada
dan akan menjadi pengalaman pribadi, maka kalau orang menulis adalah
mengabadikan pengalaman yang mereka punya dan disebarkan kepada orang lain.
Maka
kalau anda bukan anak raja dan bukan keturunan ulama maka menulislah. Menulis
itu mudah. Langkah pertama adalah menulis, kedua menulis dan ke tiga juga
menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar